PTPN PalmCo Harus Jadi Pemimpin Hilirisasi Sawit Nasional

04-07-2025 / KOMISI VI

PARLEMENTARIA, Medan - Anggota Komisi VI DPR RI Nasril Bahar menegaskan pentingnya mendorong hilirisasi industri sawit sebagai bagian dari strategi peningkatan nilai tambah nasional. Ia menyoroti peran besar yang dimiliki PTPN dengan lahan sawit yang sangat luas dan potensi ekonomi yang belum tergarap optimal.

 

"Negara kita adalah salah satu negara yang terbesar penghasil sawit dunia. Nah, tentunya kita ingin lihat sejauh manadownstream hilirisasi daripada PTPN yang hari ini memiliki sekitar 600 ribu hektare di dalam melakukan downstream ke bawah," ujar Nasrul kepada Parlementaria saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI ke Medan, Sumatera Utara, Kamis (3/5/2025).

 

Ia menjelaskan bahwa pengolahan kelapa sawit secara lebih lanjut , tidak hanya berhenti pada crude palm oil (CPO), akan tetapi dapat ditingkatkan nilai produknya secara signifikan. Nilai tambah ini penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

 

"Banyak turunan-turunan yang harus dapat dihasilkan oleh CPO-nya sendiri," kata Politisi Fraksi PAN ini.

 

Ia menaruh harapan besar pada holding PalmCo sebagai motor penggerak industri sawit BUMN. Menurutnya, PalmCo memiliki peran historis penting sejak era pascakemerdekaan dan harus kembali menjadi pelopor.

 

"Kita ingin PTPN ini, holding khususnya yang dikelola oleh holding Palmco, ini bisa menjadi leader di negara kita, karena mereka yang pertama, setelah Belanda keluar dari Indonesia, mereka yang pertama miliki lahan terbesar," ungkapnya.

 

Selain menjadi pemimpin, PTPN juga diharapkan mampu mendorong diversifikasi produk sawit. Tidak hanya minyak goreng, tetapi seluruh bagian pohon sawit seharusnya bisa dimanfaatkan secara maksimal.

 

"Kami berharap dan sangat penuh harapan bahwa PTPN, khususnya PTPN Palmco ini, ini dapat menjadi leader. Yang kedua, dapat memberikan sebuah nilai tambah di dalam hilirisasi. Hari ini masih dalam tahap ini, dari CPO ke minyak goreng," katanya.

 

Ia menambahkan bahwa potensi ekonomi dari tanaman sawit sebenarnya sangat besar. Bahkan, menurutnya, tidak ada bagian dari tanaman tersebut yang tidak memiliki nilai jual.

 

"Bahkan, dari sawit itu sendiri, itu seluruhnya utuh dapat mempunyai nilai tambah. Apapun dalam sebuah batang sawit itu, baik daunnya, baik lidinya, baik batangnya, akar, semua mempunyai nilai. Nah, bagaimana ini bisa dijadikan sebagai nilai tambah?" ungkapnya.

 

Kunjungan kerja Komisi VI ke Sumatera Utara ini, menurutnya, sangat penting, karena provinsi ini merupakan wilayah strategis yang dulunya menjadi kekuatan utama PTPN. Ia berharap kejayaan itu bisa kembali dihidupkan melalui peran aktif pemerintah dan BUMN. (gal/rdn)

BERITA TERKAIT
Kunjungi Pabrik EV, Komisi VII Apresiasi TKDN hingga SDM Lokalnya
04-07-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Bekasi – Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim mengapresiasi komitmen pabrikan mobil listrik, PT...
Nasril Bahar Ingatkan PTPN Jangan Abaikan Karet Demi Sawit
04-07-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Medan - Anggota Komisi VI DPR RI Nasril Bahar mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara pengelolaan komoditas sawit dan karet...
PTPN PalmCo Harus Jadi Pemimpin Hilirisasi Sawit Nasional
04-07-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Medan - Anggota Komisi VI DPR RI Nasril Bahar menegaskan pentingnya mendorong hilirisasi industri sawit sebagai bagian dari strategi...
Komisi VI Dukung Ekstensifikasi Wilayah Produksi PT Garam hingga ke Pulau Rote
04-07-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Surabaya -Dalam upaya mencapai swasembada garam, Komisi VI DPR RI mendukung rencana perluasan lahan produksi ke wilayah potensial seperti...