Anggota DPR Soroti Video Viral
PARLEMENTARIA, Jakarta - Video dokumenter viral berjudul "Indonesia’s TOXIC TOFU Timebomb: Poisoning Millions Daily" karya kreator konten asal Australia, Andrew Fraser menuai sorotan tajam termasuk dari DPR RI. Anggota Komisi IX, Surya Utama, dan Wakil Ketua Komisi IX, Charles Honoris, meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengambil langkah konkret untuk menyelidiki dan menangani temuan dalam video tersebut yang dinilai membahayakan kesehatan masyarakat Indonesia.
“Di video dokumenternya dia melakukan penelitian dan pembuatan dokumenter ternyata di Jawa Timur, di sekitar Surabaya itu ada sentral pabrik pembuatan tahu yang bahan bakarnya menggunakan sampah plastik,” ujar Surya dalam Rapat Dengar Pendapat yang digelar Kamis (15/5/2025) di Gedung Nusantara I, Jakarta.
Menurut penelusuran dalam dokumenter tersebut, sejumlah produsen tahu di kawasan Sidoarjo dan sekitarnya menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar dalam proses produksi tahu. Praktik ini menimbulkan kekhawatiran serius, baik terhadap keamanan pangan maupun keselamatan lingkungan dan pekerja di pabrik-pabrik tersebut.
“Nah itu kebayang bagaimana bahayanya, bukan hanya paparan-paparan dari sisa sisa, residu plastiknya yang masuk ke tahu, tapi juga udara yang meracuni pekerja dan penduduk sekitar. Dan ini bukan sesuatu yang baru, pembuatan tahu itu tersentral dan yang beli sudah pasti banyak sekali,” tegas politisi Fraksi PAN itu.
Ia lantas mempertanyakan sejauh mana BPOM telah melakukan pengawasan dan pengujian terhadap tahu yang diproduksi secara massal, khususnya dari daerah-daerah yang disebut dalam dokumenter tersebut. Ia juga menyoroti adanya potensi praktik serupa yang mungkin terjadi di daerah lain di Indonesia.
“Apa yang akan dilakukan BPOM untuk berkoordinasi dengan kementerian/lembaga yang lain atau juga dengan pemerintah daerah setempat? Saya takutnya bukan hanya di Jawa Timur saja, takutnya ada di tempat-tempat lain yang menggunakan bahan bakar plastik ini sebagai bahan bakar pembuatan makanan. Memang pasti biayanya murah, cuma kan kebayangnya itu racunnya luar biasa pasti,” lanjutnya.
Untuk itu, Surya meminta BPOM untuk serius menindaklanjuti hal ini mengingat tahu sebagai makanan yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Senada dengan Surya, Wakil ketua Komisi XI Charles Honoris juga menyinggung masalah yang sama. Charles sempat berkelakar bahwa ia tak lagi mengonsumsi tahu lantaran fakta yang diungkap dalam video tersebut.
“Saya sudah nonton videonya, ngeri pak. Saya tuh biasanya suka banget makan tahu tapi setelah nonton video yang sama, yang ditonton pak surya tadi. Saya hampir nggak makan tahu dua minggu ini,” tuturnya pada Ketua BPOM, Taruna Ikrar.
Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu mendorong BPOM melakukan pengawasan langsung terhadap sentra-sentra produksi tahu, tidak hanya di Surabaya namun juga di kota-kota besar lainnya.
“Saya minta Badan POM untuk bisa memeriksa tempat-tempat seperti ini, karena tempat produksi tahu nggak hanya di surabaya. Di Jakarta juga ada namanya KOPTI (Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia) Kalau lihat videonya kok sekilas mirip-mirip tempat produksi tahu di beberapa kota seperti itu”
“jadi saya berharap Badan POM bisa mendatangi tempat-tempat tersebut. Kalau ada pelanggaran mungkin apa yang bisa dilakukan, ditindak sehingga bahan pangan seperti ini tidak tersebar luas ke masyarakat. Kalau perlu produsennya juga diberi pembinaan sehingga bisa memproduksi dengan cara produksi yang baik dan benar.
Lebih lanjut, Charles berharap agar Badan POM dapat mendatangi tempat-tempat produksi tahu yang diduga bermasalah. Ia menekankan bahwa jika ditemukan pelanggaran, sebaiknya dilakukan penindakan agar bahan pangan yang berbahaya tidak tersebar luas ke masyarakat. Ia juga menambahkan bila diperlu para produsen “nakal” dapat diberikan pembinaan agar dapat menjalankan proses produksi sesuai dengan aturan yang baik dan benar.
Dalam dokumenter berdurasi sekitar 22 menit tersebut, Andrew Fraser menunjukan kondisi pabrik tahu di kawasan Sidoarjo, Jawa Timur yang menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar tungku pembakaran. Video ini telah menyedot perhatian internasional dan mengundang keprihatinan dari berbagai kalangan, termasuk akademisi dan lembaga kesehatan. (uc/aha)