Jangan Cepat Labeli Anak Nakal, Perlu Pendekatan Menyeluruh

01-05-2025 / KOMISI X

PARLEMENTARIA, Surabaya - Permasalahan perilaku anak yang sering dilabeli “nakal” tidak bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan hukuman atau pendidikan disiplin semata. Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa, dimana ia menekankan pentingnya pendekatan yang lebih mendalam dan menyeluruh.


“Kita lihat begini, anak disebut nakal tentu karena dia sudah melanggar peraturan yang ada. Ada banyak sebabnya, kita harus lihat sebabnya,” ujar Ledia di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (30/4/2025).


Anggota DPR RI dari Fraksi PKS itu menekankan bahwa salah satu hal utama yang harus dilihat adalah peran orang dewasa di sekitar anak. “Pertama, apakah orang dewasa di sekitarnya, orang dewasa yang dalam pandangan dan pantaunya, itu memberikan contoh teladan yang baik. Kalau yang tidak memberikan contoh, memang pasti mereka meniru orang-orang yang tidak bisa menjadi contoh yang baik,” jelasnya.


Selain itu, Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Barat I itu menegaskan pentingnya komunikasi antara sekolah, keluarga, dan pihak-pihak terkait. “Yang kedua tentu harus dibincang dengan kedua orang tuanya, apa masalahnya, sampai anak-anak melakukan hal-hal tersebut. Ketiga, dibincang dengan sekolahnya, apa yang terjadi. Hal-hal seperti ini harus didialogkan terlebih dahulu," sebutnya.


Ia menilai, perlu dialog untuk memastikan persoalan-persoalan yang ada. "Supaya dengan demikian kita punya, katakanlah obatnya dari penyakit. Kan didiagnosa dulu ya, penyakit apa gitu. Dapat, oh ini ternyata persoalannya A, B, C, jadi lebih tepat," ucapnya.


Ledia juga menolak anggapan bahwa semua masalah perilaku anak harus diselesaikan dengan pendekatan militeristik. “Tidak semua persoalan anak-anak yang dipandang nakal itu cukup diselesaikan dengan pendidikan militer. Tidak, belum tentu. Karenanya itu harus dilihat, kemudian juga harus dipastikan bahwa ekosistem pendidikan kita bisa berjalan dengan baik,” tambahnya.


Dalam pandangannya, ekosistem pendidikan harus melibatkan semua pihak sesuai dengan konsep yang sudah lama digaungkan oleh Ki Hajar Dewantara. “Ki Hajar Dewantara sudah mengingatkan tiga elemen. Yang pertama adalah sekolah, yang kedua orang tua, yang ketiga lingkungan. Lingkungan itu termasuk masyarakat di lingkungan sekolah, di sekitar rumahnya, termasuk juga pemerintah daerah punya tanggung jawab untuk itu,” katanya.


Di akhir pernyataannya, Ledia mengajak semua pihak untuk introspeksi dan berperan aktif dalam menyelesaikan akar permasalahan anak. “Jadi ayo saja semua melakukan tugasnya masing-masing, memperbaiki, menggali lebih dalam akar persoalan-persoalan itu,” pungkasnya. (qq/aha)

BERITA TERKAIT
Hardiknas Momentum Kawal Dana Pendidikan Tepat Sasaran
02-05-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah memandang peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 sepatutnya menjadi...
Hardiknas 2025 Momentum Perkuat Kolaborasi untuk Pendidikan Bermutu
02-05-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyampaikan apresiasi...
Jangan Cepat Labeli Anak Nakal, Perlu Pendekatan Menyeluruh
01-05-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Surabaya - Permasalahan perilaku anak yang sering dilabeli “nakal” tidak bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan hukuman atau pendidikan disiplin...
Negara Harus Beri Dukungan kepada PTS secara Adil dan Profesional
01-05-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Pekanbaru - Anggota Komisi X DPR RI, Karmila Sari, menekankan pentingnya perhatian pemerintah agar tidak hanya fokus ke Perguruan...