Usulkan Masuk ke PSN, Syarif Fasha Soroti Kebutuhan Infrastruktur Pembangkit Listrik di Bali

16-11-2024 / LAIN-LAIN

PARLEMENTARIA, Denpasar - Anggota Komisi XII DPR RI Syarif Fasha mengikuti kunjungan kerja spesifik ke Provinsi Bali untuk mengevaluasi kondisi kelistrikan di daerah tersebut. Dalam pernyataannya, Fasha mengungkapkan temuan yang menarik terkait lonjakan signifikan dalam penjualan listrik di Bali pasca-pandemi.

 

“Bali adalah satu-satunya provinsi di Indonesia yang mengalami lonjakan penjualan listrik yang sangat signifikan, yaitu sebesar 16,41 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan penjualan listrik nasional yang hanya 6,4 persen," ujar Fasha saat mengikuti kunjungan spesifik Komisi XII di Bali, Denpasar, Jumat (15/11/2024).

 

Namun, Fasha juga menyoroti ketergantungan Bali terhadap pasokan listrik dari luar daerah, khususnya Jawa, yang disuplai melalui kabel laut.

 

"Ironisnya, Bali masih mengandalkan 85 persen pasokan listriknya dari Jawa. Ini menjadi masalah karena jika ketergantungan ini terus berlanjut, tidak akan bertahan lama," tambah Politisi Fraksi Partai NasDem ini.

 

Sebagai solusi, Fasha mendorong adanya pembangunan pembangkit listrik di Bali untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat. Dia juga mengusulkan agar proyek tersebut dimasukkan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).

 

"Kami akan menyampaikan usulan ini kepada Kementerian ESDM dan PLN, untuk merumuskan solusi yang tepat, termasuk kemungkinan menjadikan proyek ini sebagai PSN," ujarnya.

 

Lebih lanjut, Fasha menekankan pentingnya pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Bali, mengingat pulau ini menjadi ikon pariwisata Indonesia di dunia. "Kami ingin Bali menjadi contoh dalam pemanfaatan energi terbarukan, bukan lagi bergantung pada energi fosil," ungkapnya. 

 

Fasha juga menyampaikan apresiasinya terhadap investor yang tertarik berinvestasi di sektor energi, seperti Medco. Namun, dia mencatat adanya kendala terkait penerapan aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang diinginkan pemerintah.

 

“Presiden Jokowi menginginkan 40 persen TKDN, namun ini sulit dipenuhi. Kami usulkan agar ada kelonggaran, mungkin menjadi 20 persen, mengingat tantangan yang ada di lapangan, tetapi tetap memperhatikan produk dalam negeri," paparnya.

 

Dalam kunjungan ini, Komisi XII juga menyampaikan  sejumlah Panitia Kerja (Panja) yang dibentuk Komisi XII,  seperti Panja Kelistrikan, Panja Lingkungan Hidup, serta Panja Minerba dan Migas, untuk memastikan pengelolaan energi dan sumber daya alam yang lebih efisien di masa depan.

 

 "Jangan sampai kita seperti ayam mati di lumbung padi, banyak potensi tapi tidak bisa dimanfaatkan. Kalau kita tidak mengelola energi dengan baik, kita bisa menghadapi kelaparan energi di masa depan," tegas Fasha. (rnm/rdn)

BERITA TERKAIT
Aqib Ardiansyah Dukung Pembangunan Gedung Dakwah Muhammadiyah di Banjarnegara
17-06-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ribuan warga Muhammadiyah dari Cabang Kalibening dan Pandanarum memadati Pengajian Akbar di Ranting Muhammadiyah Kalibening Kota pada...
Tabarakallah, Jurnalis dan Vlogger di Tanah Suci: Antara Tugas dan Cerita
12-06-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Mekkah — Sekali peristiwa berlalu, sejuta cerita menunggu, seperti peristiwa Haji 2025. Momen unik tak disangka terjadi. Seorang jemaah...
Retreat PDO Parlemen 2025: Semangat Baru, Melayani dengan Kasih dan Kesatuan
10-06-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Jakarta - Persekutuan Doa Oikumene (PDO) MPR, DPR, dan DPD RI atau yang dikenal dengan PDO Parlemen kembali menggelar...
Novita Wijayanti Ajak Maknai Iduladha dengan Kasih dan Gotong Royong
06-06-2025 / LAIN-LAIN
PARLEMENTARIA, Makkah - Anggota DPR RI Novita Wijayanti mengajak seluruh umat Muslim untuk memaknai hari Iduladha ini dengan penuh kasih...