Ferdiansyah Dorong Pemerataan Pendidikan dan Pemanfaatan Inovasi Tradisional di Kalsel

11-04-2025 / KOMISI X

PARLEMENTARIA, Banjarmasin - Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menyoroti pentingnya peningkatan akses, mutu, dan relevansi pendidikan di Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini disampaikannya saat mengikuti kunjungan kerja reses Komisi X DPR RI ke wilayah tersebut sebagai bagian dari Masa Sidang II Tahun 2024–2025.

 

Dalam pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan pendidikan dan mitra kerja daerah, Ferdiansyah menegaskan bahwa hasil kunjungan ini akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam pembahasan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2026.

 

“Apa yang kita temui di lapangan, termasuk tantangan geografis, sosial, dan ekonomi, akan menjadi rujukan dalam pembahasan anggaran bersama mitra kementerian,” ujarnya dalam kunjungan kerja reses Komisi X ke Kalimantan Selatan, Kamis (10/04/2025).

 

Ia menyoroti bahwa masih terdapat masalah rendahnya kepedulian sebagian masyarakat terhadap pentingnya pendidikan, serta keterbatasan ekonomi di sejumlah wilayah. Selain itu, kondisi geografis yang terdiri dari pegunungan dan aliran sungai juga menjadi tantangan tersendiri dalam pemerataan layanan pendidikan.

 

“Misalnya, angka rata-rata lama sekolah yang idealnya sudah 9 tahun, ternyata belum tercapai di Kalimantan Selatan. Informasi dari pemerintah daerah menunjukkan bahwa rata-rata baru di angka 8,56 tahun,” jelas Ferdiansyah. Hal ini menunjukkan bahwa program Wajib Belajar 9 Tahun masih memerlukan penguatan, baik dari sisi kebijakan maupun pendampingan lapangan.

 

Politisi dari Fraksi Partai Golkar tersebut juga menekankan pentingnya penguatan Pendidikan Layanan Khusus (PLK) untuk menjangkau wilayah-wilayah dengan hambatan akses. “Melalui PLK, kita harap kegiatan-kegiatan pendidikan bisa dirancang lebih adaptif terhadap kondisi setempat,” tambahnya.

 

Selain sektor pendidikan, Ferdiansyah juga mengapresiasi potensi pemanfaatan riset dan teknologi tradisional dalam menunjang pembangunan lokal. Dalam diskusi bersama Ditjen Riset dan Teknologi, ia mencontohkan perlunya inovasi terhadap teknologi-teknologi sederhana berbasis kearifan lokal.

 

“Banyak teknologi tradisional, seperti teknik pendinginan nasi, yang dapat dimodifikasi dan dimanfaatkan kembali. Ini adalah bukti bahwa sains dan teknologi tak harus selalu berasal dari luar, tetapi bisa digali dari praktik lokal yang telah lama ada,” ungkapnya.

 

Ferdiansyah berharap hasil kunjungan ini tidak hanya memperkuat pengambilan kebijakan legislasi dan anggaran di Komisi X, tetapi juga menjadi pijakan strategis dalam upaya mewujudkan pendidikan yang merata, berkualitas, dan berakar pada konteks lokal di seluruh Indonesia. (ica/aha)

BERITA TERKAIT
Panja Pendidikan Komisi X Tekankan Akses dan Mutu Pendidikan Daerah Marginal
16-05-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Pasuruan — Komisi X DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke Kota Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (15/5/2025). Kunjungan ini...
Dewi Coryati: Sistem Zonasi Kurangi Siswa, Jam Mengajar Guru Terpangkas
15-05-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Pasuruan — Panitia Kerja (Panja) Pendidikan di Daerah 3T dan Marginal Komisi X DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik...
Bonnie Triyana: Pasuruan Butuh Perbaikan Infrastruktur dan Kualitas Guru
15-05-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Pasuruan — Komisi X DPR RI melalui Panitia Kerja (Panja) Pendidikan di Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) dan...
Kualitas Pendidikan Sangat Baik, Boyolali Jadi Prioritas Pendirian Sekolah Rakyat
15-05-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Boyolali - Anggota Panitia Kerja (Panja) Pendidikan di Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) dan Daerah Marginal Komisi X DPR...